MANUSIA DAN
PENDERITAAN
A.
Pengertian
Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita
berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita
artinya menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir
atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan
dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang
ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas
penderitaan. Suatu peristiwa yang
dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi
orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali
bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan
kebahagiaan.
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan.
Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia.
Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? penderitaan fisik
yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau
menyembuhkannya, sedangkan penderitan psikis, penyembuhannya terletak pada
kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.
B.
Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau
jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang
dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yagn sifatnya psikis bisa
berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang
tidak pada tempatnya disebut phobia. Banyak sebab yang menjadikan
seseorang merasa ketakutan antara lain:
claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, kesakitan, kegagalan. Para
ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari
suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan
ditaklukkan sebelum phobianya akan hilang.
Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku
percaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan
sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli
setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup
dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh
kali lebih parah.
C.
Kekalutan
Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal
sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah
gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang
harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah:
1. nampak
pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada
lambung
2. nampak
pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah marah
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1.
gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala
kehidupan si penderita bais jasmani maupun rohani
2.
usaha mempertahankan diri dengan cara negatif
3.
Kekalutan merupakan titik patah (mental
breakdown) dan yang bersangkutan mengalam gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1.
Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani
atau mental yang kurang sempurna
2.
terjadinya konflik sosial budaya
3. Cara pematangan batin yang salah dengan
memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang
mendorongnya ke arah positif dan negatif. Positif; trauma jiwa yang dialami
dijawab dengan baik sebagai usaha agar tetap survei dalam hidup, misalnya
melakukan sholat tahajud, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah
kejatuhan dalam hidupnya. Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga
yang bersangkutan mengalami frustrasi,
yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustrasi
antara lain:
1.
agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat
emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hipertensi
atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya
2.
regresi adalah kembali pada pola perilaku yang
primitif atau kekanak-kanakan
3.
fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu
pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu
4.
proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau
memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif kepada orang lain
5.
Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan
seseorang yang sukses dalam imajinasinya
6.
narsisme; adalah self love yang berlebihan
sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari pada orang lain
7.
autisme; ialah menutup diri secara total dari
dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan
fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1.
kota – kota besar
2.
anak-anak muda usia
3.
wanita
4.
orang yang tidak beragama
5.
orang yang terlalu mengejar materi
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab
timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut
:
1.
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk
manusia
2.
Penderitaan yang timbul karena penyakit,
siksaan/azab Tuhan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan
memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul
dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap
negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin,
tidak punya gairah hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis
mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah,
bahkan mungkin timbul sikap keras atau
sikap anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa,
dan lain-lain.
D.
Penderitaan
dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik
berat ataupun ringan. Penderitaan
adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati.
Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi
penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama
sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha
mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia
itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat
atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya
sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan
hanya untuk bahagia. Melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak
boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia
harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup. Allah telah berfirman
dalam surat Arra’du ayat 11 bahwa Tuhan
tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dan penderitaan pada hakekatnya meneruskan
kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam
lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan
supaya terhindar dan bahaya dan malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan
Tuhan yang menentukan. Kelalaian manusia merupakan sumber malapetaka yang
menimbulkan penderitaan. Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh
yang bersangkutan, mungkin juga dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin terjadi
akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat
menderita.
Apabila kita memperhatikan dan membaca riwayat hidup
para pemimpin bangsa, orang-orang besar di dunia, sebagian dan kehidupannya
dilalui dengan penderitaan dan penuh perjuangan. Pemimpin kita Bung Karno dan
Bung Hatta berapa lama mendekam dalam penjara kolonial karena perjuangannya
memerdekakan bangsa. Demikian juga pemimpin-pemimpin kita yang lain.
E.
Penderitaan,
Media Masa dan Seniman
Dalam dunia modem sekarang in! kemungkinan terjadi
penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi
dan sebagainya menyejahterakan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia
menderita. Penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali,
pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal
mi sudah terjadi seperti bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, kebocoran reaktor
nuklir di Uni Soviet, kebocoran gas beracun di India. Penggunaan peluru kendali
dalam perang Irak.
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan
manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang. dan lain-lain.
Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya
pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda di Condet, Meletusnya gunung
galunggung, perang Irak-Iran.
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti
mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud supaya semua
orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan
demikian dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu. Nyatanya tidak
sedikit bantuan dan para dermawan dan sukarelawan berupa material atau tenaga
untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan mereka dan musibah ini.
Bantuan-bantuan ini di1akukan secara perseorangan
ataupun melalui organisasi-organisasi sosial, kemudian dikirimkan atau
diantarkan langsung ke tempat-tempat kejadian dan tempat-tempat pengungsian.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk
mengomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan
sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak
kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga
para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan
karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak bernama Arie Hangara yang
mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan judul “Arie Hangara”.
F.
Penderitaan
dan Sebab-Sebabnya
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan
sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci
sebagai berikut:
a. Penderitaan
yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang
menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan
sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini
kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk mi dapat diperbaiki manusia supaya
menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya.
Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan
nasib buruk itu manusia penyebabnya.
b. Penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan.
Penderitaan
manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan/azab Tuhan. Namun
kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam mi dialami manusia.
Beberapa kasus penderitaan dapat diungkapkan bentuk ini:
1. Seorang
anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan,
kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya
terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di
Universitas, dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas Di Sorbone
Perancis. Dia adalah Prof. Dr. Thaha Husen, Guru besar Universitas di Kairo
Mesir.
2. Nabi
Ayub mengalami siksaan Tuhan, Tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini.
Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan
memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan,
sembuhlah Ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi.
Di sini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran,
tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan
dan kesabaran sang istri yang luntur, karena penyakit Nabi Ayub yang lama.
G.
Pengaruh
Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa
sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena
tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap mi diungkapkan
dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi
sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dan sikap negatif ini dapat timbul sikap anti,
misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan
hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan
membebaskan diri dan penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dan
kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin
timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang
kawin paksa; anti ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti kekerasan,
ia berjuang menentang kekerasan, dan lain-lain.
Apabila sikap negatif dan sikap positif ini
dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para
pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya.
Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan
perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan
keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan
keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.PENDERITAAN
Penderitaan adalah yang berasal dari bahasa sangsekerta yang dhra artinnya menahan atau menanggung. Derita artinnya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenagkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin namun bisa juga secara lahir dan batin.
Contoh kasus – kasus penderitaan dalam kehidupan nyata:
% Penderitaan rakyat Afrika yang terkena Busung lapar, serta kemiskinan
% Penderitaan rakyat palestin yang terkena dampak perang
% Penderitaan rakyat indonesia yang tak pernah keluar dari masalah kemiskinan
Kasus-kasus penderitaan ini sangat bermacam-macam bentuknya:
* Penderitaan secara psikis = yaitu penderitaan secara mental.
contohnya : Ketakutan yang sangat berlebihan dirasakan oleh anak-anak karena takut dimarahi orang tuanya. itu memberikan beban batin dan gejolak pada hati sang anak. sehingga menimbulkan rasa takut bersosialisasi serta berinteraksi dengan dunia luar.
* Penderitaan secara Fisik = yaitu penderitaan yang terlihat pada fisik.
contohnya : Penderitaan yang dialami oleh para TKW indonesia yang bekerja diluar negeri.
Banyak sekali kita liat siksaan demi siksaan yang dialami TKW indonesia yang menurut logika itu sangat tidak manusiawi dan wajar,…
contoh : Badan disiram air panas, punggung di strika dll.
SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani.
Phobia
phobia merupakan suatu rasa takut yang sangat berlebihan terhadap hal apapun. dan ketakutan yang besar ini dapat membuat seseorang mengalami siksaan batin.
Macam – macam phobia :
~> Claustrohobia = Rasa takut terhadap ruang yang tertutup
~> Agoraphobia = Rasa takut terhadap ruang yang terbuka
~> Gamang = Ketakutan b ila seseorang berada ditempat yang tinggi
~> Kegelapan = Suatu rasa takut bila seseorang berada di tempat yang gelap
~> Kesakitan = Rasa takut yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami
~> Kegagalan = Ketakutan seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalani mengalami kegagalan
KEKALUTAN MENTAL
Gejala-gejala pemulaan bagi orang pengidap kekalutan mental :
a. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
b. Nampak pada kejiwaan dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
* Kepribadian yang lemah
* Terjadinnya konflik sosial budaya
* cara pematangan batin
Proses-proses kekalutan mental :
$ Positive : trauma yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup
$ Negative : Trauma yang dialami diperlarutkan atau diperuntukan sehingga mengalami frustasi dan tekanan batin
PENDERITAAN dan PERJUANGAN
Manusia adalah makhluk yang berbudaya, dengan berbudaya itu dia bisa mengatsi penderitaan secara semaksimal mungkin. Bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali.
Penderitaan dikatakan sebgai kodrat manusia yang mana sudah menjadi konsekuensi manusi hidup, bahwa manusia dilahirkan bukan cuma untuk hidup bahagia melainkan juga untuk menderita.
Perjuangan yaitu usaha yang dilakukan untuk pembebasan dari penderitaan yang dialami. Dan perjuangan itupun harus dibarengi dengan do’a dan tawakal. karena itu manusia tidak boleh pesimis yang mengagp hidupnya sangat menderita.
PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN
Beberapa sebab timbulnya penderitaan manusia aalah kecelakaan, bencana alam, bencana perang dll. berita mengenai hal tersebut akan tersebar di media masa. Media masa merupakan alat yang tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa – peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antar sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati.
PENDERITAAN dan SEBAB-SEBABNYA
a. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
=> tidak ada sebab yang pasti dalam hal ini penderitaan sesama antara manusia dapat dikatakan sebagai suatu kesialan atau nasib buruk yang dialami oleh sesorang tersebut.
b. Penderitaan yang timbul karena penyakit atau azab
=> Penderitaan ini bisa terjadi mungkin sesorang mendapatkan karma atau pembalasan atas perlakuan buruk yang dulu pernah dia perbuat.
PENGARUH PENDERITAAN
Banyak pengaruh yang akan dirasakna oleh orang yang mengalami penderitaan diantaranya adlah sifat positif dan negative.
>> Positife : sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup buka rangkaian penderitaan namun hidup merupakan perjuangan untuk lepas dari penderitaan.
>> negative : Terkadang seseorang bisa menjadi depresi atau lebih buruk lagi menjadi gila karena banyak tekanan yang yang hrus tanggung oleh batin dan hatinya.
Manusia & Penderitaan
PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata dasar derita. Sementara itu kata
derita merupakan serapan dari bahasa sansekerta, menyerap kata dhra yang
memiliki arti menahan atau menanggun. Jadi dapat diartikan penderitaan
merupakan menanggung sesuatu yang tidak meyenakan. Penderitaaan dapat
munculsecara lahiriah, batiniah atau lahir-batin. Penderitaan secara
lahiriah dapat timbul karena adanya intensitas komkosisi yang mengalami
kekurangan atau berlebihan, seperti akibat kekurangan pangan menjadi
kelaparan, atau akibat makan terlalu banyak menjadi kekenyangan, tidak
dapat dipungkiri keduanya dapat menimbulkan penderitaan. Adapula kondisi
alam yang ekstrem, seperti ketika terik matahari membuat kepanasan,
atau saat kehujanan membuat kedinginan.
Ada pula penderitaan yang secara lahiriah seperti sakit hati
karena dihina, sedih karena kerabat meninggal, putus asa karena tidak
lulus ujian. Atau penyesalan karena tidak melakukan yang diharapkan.
Sementara yang lahir-batin dapat muncul dikarenakan penderitaan pada
sisi yang satu berdampak pada sisi yang lain atau dengan kata lain
penderitaan lahiriah memicu penderitaan batiniah atau sebaliknya. Misal
akibat kehujanan badan menjadi kedinginan namun tidak ada tempat
berteduh akibatnya mendongkol, risau atau menangis. Ada pula karena
putus asa tidak lulus ujian menjadi tidak mau makan dan menimbulkan
perut sakit.
Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, dari yang terberat
hingga ringgan. Persepsi pada setiap orang juga berpengaruh menentukan
intensitas penderitaan. Suatu kejadian dianggap penderitaan oleh
seseorang belum tentu dianggap penderitaan bagi orang lain. Dalam artian
suatu permasalahan sederhana yang dibesar-besarkan akan menjadi
penderitaan mendalam apabila disikapi secara reaksioner oleh individu.
Ada pula masalah yang sangat urgen disepelekan juga dapat berakibat
fatal dan menimbulkan kekacauan kemudian terjadi penderitaan.
Manusia tidak dapat mengatakan setiap situasi masalahnya sama,
penderitaanya sama solusinyapun sama. Penderitaan bersifat universal
dapat datang kepada siapapun tidak peduli kaya maupun miskin, tua maupun
muda. Penderitaan dapat muncul kapanpun dan dimanapun. Semisal saat
seminar di siang hari, suasana pengap, ada kipas anginpun masih
kipas-kipas membayangkan ruang ber AC, dan pulang tidur merentangkan
badan di kasur empuk. Atau makan buah segar dan minum air dingin. Namun
pasien rumah sakit di ruang VIP, tidur di kasur empuk ruang ber-AC,
banyak buah segar dan air segar di kulkas, merasa tidak betah dan ingin
cepat pulang. Ada lagi orang yang tidak mempunyai uang merasa menderita
tidak dapat wisata saat liburan, namun ada pula orang yang berpergian
membawa uang banyak tanpa bekal hendak liburan ternyata mobil mogok di
daerah yang jauh dari permukiman, dan saat makan siang tiba, rasa lapar
mulai muncur, ternyata uang tidak dapat menolong dari penderitaan karena
tidak ada barang yang bisa di beli, terlebih muncul rasa gengsi atau
keegoisan penumpang lain menambah penderitaan.
Penderitaan merupakan realita kehidupan manusia di dunia yang
tidak dapat dielakan. Orang yang bahagia juga harus siap menghadapi
tantangan hidup bila tidak yang muncul penderitaan. Dan orang yang
menghadapi cobaan yang bertubi-tubi harus berpengharapan baik akan
mendapatkan kebahagian. Karena penderitaan dapat menjadi energi untuk
bangkit berjuang mendapatkan kebahagian yang lalu maupun yang akan
datang.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam manusia dapat mengambil
hikmah dari suatu penderitaan yang dialami namun adapula akibat
penderitaan menyebabkan kegelapan dalam kehidupan.
Sehingga penderitaan merupakan hal yang bermanfaat apabila
manusia dapat mengambil hikmah dari penderitaan yang dialami. Adapun
orang yang berlarut-larut dalam penderitaan adalah orang yang rugi
karena tidak melapaskan diri dari penderitaan dan tidak mengambil hikmak
dan pelajaran yang didapat dari penderitaan yang dialami.
Penderitaan juga dapat “menular” dari seseorang kepada orang
lain. Misal empati dari sanak-saudara untuk membantu melepaskan
penderitaan. Atau sekedar simpati dari orang lain untuk mengambil
pelajaran dan perenungan.
Contoh gamblam penderitaan manusia yang dapat diambil hikmahnya
diantaranya tokoh filsafat eksistensialisme Kierkegaard (1813-1855)
seorang filsafat asal Denmark yang sebelum menjadi filsafat besar, sejak
masa kecil banyak mengalami penderitaan. Penderitaan yang menimpanya,
selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat
dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga
kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua
tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang
mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini
sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian,
sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan
membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan
mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba
mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati
ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang
filsuf eksistensial yang besar.
Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia,
dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya
ketika ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri,
membaca dan merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf
besar.
Lain lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948).
Sebelum dia menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf
juga akibat menyaksikan masyarakatnya yang sangat menderita dan
mengalami ketidakadilan.
Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di
Paris, Perancis. Sejak kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia
menjadi cemoohan teman-teman sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan
ia belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar.
Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa penderitaan
tidak selamanya berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat
merupakan energi pendorong untuk menciptakan manusia-manusia besar.
Dalam riwat hidup Bhuda Gautama yang dipahatkan dalam bentuk
relief Candi Borobudur, terlihat adanya penderitbn. Tergambar seorang
pangeran (Sidharta) yang meninggalkan istana yang bergelimangan hata,
memilih ke hutan untuk menjadi biksu dan makan dengan cara megembara di
hutan yang penuh penderitaan.
Riwayat tokoh tokoh besar di Indonesia pun dengan penderitaan. Buya
Hamka mengalami penderitaany hebat pada masa kecil, hingga ia hanya
mengecap sekolah kelas II. Namun ia mampu menjadi orang besar pada
zamanya, berkat perjuangan hidup melawan penderitaan. Contoh lain adalah
Bung Hata yang beberapa kali mengalami pembuangan namun pada akhirnya
ia dapat menjadi pemimpin bangsanya.
Ketika membaca kisah tokoh-tokoh besar tersebut, kita dihadapkan
pada jiwa besar, berani karena benar, rasa tangung-jawab, dan
sebagainya. Dan tidak ditemui jiwa munafik plin-plan, dengki, iri dan
sebagainya.
SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan
dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohkhani. Di dalam kitab suci
diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat
nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki,
memfitnah, mencuri, makan harta anak yatin dan sebagainya. Siksaan yang
dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak
dibaca di berbagai media masa. Dengan demikian jelaslah di satu pihak
kasus siksaan, perkosaan, perampokan pembunuhan dan lain-lain meruopakan
sumber keuntungan. Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan,
kesepian dan ketakutan. Kebimbangan dialami oleh seorang bila ia pada
suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil.
kesepian dialami oleh seorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri
atau jiwanya walaupun ia dalam linkungan orang ramai. Seperti halnya
kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seorang jangan terus
menerus merasakan penderitaan batin. Ketakutan merupakan bentuk lain
yang dapat menyebabkandapat menyebabkan seorang mengalami siksaan batin.
KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan
mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan
sebagai gangguan kejiawan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi
persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersngkutan bertingkah secara
kurang wajar. Penderitaan maupun siksaan yang dialami oleh manusia
memang merupakan beban berat, sehingga dunia ini benar-benar merupakan
neraka dalam hidupnya.
PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun
ringan. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah
menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdiran bukan
hannya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Pembebasan dari
penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Apabila kita
memperhatikan dan membaca riwayat hidup para pemimpin bangsa,
orang-orang di dunia, sebagian dari kehidupannya dilalui dengan
penderitaan dan penuh perjuangan.
PENDERITAAN, MEDIA MASSA DAN SENIMAN
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan
itu lebih besar. Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan
manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang dan lain-lain.
berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran
koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud suoaya semua orang yang
menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Media massa
merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan
peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat.
PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Apabila kita kelompokan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab
timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat di perinci
sebagai berikut:
a) Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia
dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan sesama manusia
dan hubungan manusia dengan sekitarnya. Perbuatan buruk manusia terhadap
lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia.
b) Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan.
Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan
mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan
kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus
diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah
1.nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2.nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1. gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita bisa jasmana maupun rokhani
2. usaha mempertahankan diri dengan cara negative
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalam gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
2. terjadinya konflik sosial budaya
3. cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya
kearah positif dan negative. Posotf; trauma jiwa yang dialami dijawab
dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya
melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif
setelah kejatuhan dalam hidupnya. Negatif; trauma yang dialami
diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami fustasi, yaitu
tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk fustasi antara lain :
agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak
terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau
tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya. Regresi adalah
kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan
fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu
proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain
Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari pada orang lain
autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak
mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri
yagn dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
kota – kota besar
anak-anak muda usia
wanita
orang yang tidak beragama
orang yang terlalu mengejar materi
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan
sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat
diperinci sebagai berikut :
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat
berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin
bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti,
mislanya anti kawain atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan
sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan,
bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan
membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah
menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti. Misalnya
sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan
lain-lain.
PENGARUH PENDERITAAN
Seseorang yang mengalami penderitaan biasanya akan menimbulkan
sikap yang kurang wajar atau negatif, karena pada saat seseorang terkena
suatu musibah mereka menganggap bahwa ini adalah suatu hal yang tidak
mereka kehendaki atau inginkan sikap yang timbul biasanya keputusasaan,
kecewa, marah, menyesal dan lain-lain. Selain itu seseorang juga dapat
menjadi pribadi yang kurang baik dilingkungannya karena
pengaruh-pengaruh tehadap dirinya yang kurang baik disaat dia mengalami
suatu musibah.
Depresi juga salah satu pengaruh dari penderitaan , karena
begitu banyak sekali tekanan-tekanan yang menuju kepada seseorang saat
terkena musibah misalnya seseorang yang dipecat dari perusahaanya tempat
dia bekerja sudah pasti orang tersebut mengalami tekanan yang sangat
berat karena tidak bisa memberikan nafkah lagi bagi sang istri, orang
yang depresi cenderung untuk tidak ingin melakukan kegiatan seperti
biasanya karena sudah dilingkupi keputusasaan yang begitu besar.
Orang-orang disekitarnyalah yang dapat membangkitkan semangatnya
disamping selalu berserah diri dan selalu berdoa.
Selain sikap yang negatif ada juga sikap yang positif yang akan
ditimbulkan dari pengaruh penderitaan misalnya apabila seseorang
mendapatkan suatu cobaan yang berat orang tersebut malah bersyukur
karena itu mungkin peringatan atau teguran dari Tuhan yang maha esa
terhadap dirinya dan itu dapat menjadi ajang instropeksi diri apa saja
selama ini yang kita perbuat sudah sesuai dengan perintahNya atau belum.
Sesungguhnya apa yang terjadi di muka bumi ini mencerminkan dari
mahkluk hidup yang ada di bumi apakah mereka sudah melaksanakan
perintahNya dan menjauhi segala larangaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar